Sebuah buku legendaris, berujudul Max Havelaar, yang ditulis oleh seorang Belanda dengan nama samaran Multatuli, menyebut Indonesia sebagai hamparan Jamrud khatulistiwa…
Ungkapan ini, sejatinya, bukan retorika kosong. Melainkan faktual
adanya. Di setiap jengkal tanah, di laut, di hutan, gunung, terhampar
aneka kekayaan alam. Termasuk, tentu saja, di hamparan tanah Kabupaten
Bone.
Di dalam perut bumi daerah yang kita cintai ini, belasan bahan
tambang (mineral), sumber energi (fosil, biogas), dan cadangan kandungan
kekayaan lainnya bertebaran. Terbentang dari Bone Utara, Selatan,
Barat, Timur, dan Tengah.
Sebagai contoh, berikut jenis tambang dan kekayaan alam lain yang dikandung perut bumi Bone:
1. Emas, di Kecamatan Patimpeng, Bontocani, dan Kahu (potensi, belum produksi).
2. Batubara, di Kecamatan Lamuru, Lappariaja (produksi)
3. Tembaga, di Kecamatan Ponre, Patimpeng (indikasi)
4. Marmer, di Kecamatan Bontocani, Libureng (belum produksi)
5. Pasir Silika di Kecamatan Lamuru, Libureng (potensi, belum produksi)
6. Dan beberapa yang lain, seperti: mangan, endapan besi, batu
gamping, pasir kuarsa, basal, kalsit, gamit, riolit, dan propilit.
Semua itu, jelas adalah salah satu akar tunjang dalam menggerakan pembangunan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Strategi yang harus dilakukan adalah:
Pertama,menyiapkan infrastruktur dasar, baik jalan akses, instalasi
energi, jaringan telekomunikasi, dan fasilitas umum lainnya. Agar
mempercepat mobilitas, transportasi, pengiriman logisitik, dan lainnya.
Kedua, membuat berbagai regulasi (aturan hukum dan undang-undang) yang menarik bagi calon investor.
Ketiga, menciptakan iklim investasi yang kondusif, dengan menciptakan kepastian usaha, keamanan, dan lain-lain.
Keempat, mencadangkan anggaran khusus untuk melakukan riset,
pemetaan, dan lalu lintas informasi-komunikasi data, agar seluruh
potensi ini menyebar kepada seluruh calon investor.
Kelima, membuat data base dan minning centre, dengan tugas
khusus untuk riset, komunikasi pasar, penelusuran investasi, dan
kegiatan saintik lain, dengan melibatkan unsur profesional dan perguruan
tinggi. (Putri)
Sumber : Peduli, Dekat dan Merakyat
Sumber : Peduli, Dekat dan Merakyat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar