Tabib/dokter
istana yang mengobati sudah menyerah/angkat tangan karena belum
menemukan apa penyakit yang diidap sang pangeran.. Melihat kondisi
pangeran yang demikian, raja yang ingin putra kesayangannya sembuh dari
sakit, mengumumkan keseluruh pelosok kerajaan " Barangsiapa yang bisa
mengobati pangeran akan dikasih hadiah yang besar ". Maka berdatanganlah
para tabib-tabib terkenal dari seluruh pelosok kerajaan, untuk mencoba
mengobati pangeran dan coba-coba mengadu nasib peruntungan untuk
mendapat hadiah dari raja.
Sudah
sekian orang tabib silih berganti memeriksa/mengobati pangeran, namun
penyebab sakitnya belum juga ditemukan, pangeran jangankan berangsur
sehat, malah dari hari kehari sakitya semakin berat juga adanya, " "Apa
masih ada tabib yang belum kesini"tanya raja kepada pembantunya, "Ada
seorang tabib muda yang ahli belum datang tuanku." jawab pembantunya,
"Tolong jeput dan bawa kesini" perintah raja pada pembantunya.
Setelah
tabib itu sampai di istana dengan asistennya, dia langsung memeriksa
panggeran yang sedang terbaring diam, setelah memeriksa pasien dengan
ketelitian, "Pangeran tidak ada mengidap penyakit apapun tuanku, cuma
ada sesuatu yang sedang difikirkannya, untuk itu saya ingin mengetahui
apa kegiatan pangeran sebelum jatuh terbaring ini ", kata Tabib
melapokan hasil diagnosanya pada raja, sebentar raja mengingat, "Oh yaa... sebelum
sakit dia pergi berburu kehutan jawab raja ". "Izinkan saya beberapa
hari ini untuk mencoba mengobati pangeran tuankku", kata sang tabib,
"Silahkan"jawab raja.
Besoknya tabib menyuruh asisten nya mengunjungi desa-desa yang ada
dipinggir hutan. Sorenya tabib yang duduk disamping sisakit bertanya
pada asistennya, desa-desa mana saja dipinggir hutan yang dikunjunginya,
asisstennya mulai menyebutkan, "Desa A,tabib melihat pasiennya tidak
ada reaksi, desa B, dilihat lagi tidak ada reaksi dari pangeran, desa C
lanjut asi juga tidak ada reaksi, desa D kata asissten dengan suara yang
lantang, mendengar desa D, dilihat oleh tabib sang pangeran/pasien ada
gerakan walaupun sedikit. Cukup, besok kamu jelajahi rumah-rumah yang
ada didesa D kata tabib kepada asistenya.
Hari
berikutnya sang tabib yang duduk kembali disamping pangeran yang
terbaring, menanyakan kepada asistennya rumah-rumah siapa saja yang
didatangi didesa D, " Rumah tuan Ahmad kata asistennya memulai, tabib
melirik pangeran tidak ada reaksi, rumah tuan Badruddin lanjut asisten
tidak ada juga reaksi dari pangeran, rumah tuan Malik kata asisten,
mendengar nama tuan Malik sang Pangeran bergetar dan tubuhnya bereaksi
lebih cepat dan lebih keras dari yang kemaren. "Ya sudah, besok kamu
selidiki siapa-siapa saja keluarga yang mendiami rumah tuan Malik",
perintah tabib pada asistennya.
Besok
sorenya kembali disamping Pangeran yang terbaring, tabib bertanya pada
Asistennya, nama-nama keluaraga yang mendiami rumah tuan Malik.
"Bariiyah isteri tuan Malik sebut asistennya, dilirik tabib belum ada
reaksi dari pangeran, Abbas anak tuan Malik lanjut asistennya, tidak ada
reaksi, Komaruddin kata asisstennya, juga tidak ada reaksi dari
pangeran yang terbaring, Fatimah lanjut asisten, baru saja asisten
menyebut nama Fatimah, tubuh pangeran bergetar keras dan.."Fatimah"
gigaunya meneyebut nama Fatimah."Cukup, sekarang kita menghadap
raja"kata tabib kepada asistennya.
Besoknya
sang Tabib bersama asistennya menghadap Raja," Maaf tuanku,setelah
beberapa hari ini saya mempelajari penyakit pangeran, menurut diagnosa
saya, pangeran sakit karena sedang jatuh cinta pada seorang gadis desa
namanya Fatimah yang dikenalnya sewaktu berburu, tapi dia takut
menyampaikannya kepada tunku dan keluarga istana karena status social
yang begitu jauh dan sangat berbeda antara keluarga istana dengan
keluarga Fatimah, oleh sebab itu dipendam saja rasa cinta yang mendalam
dan mengelora itu, inilah yang menyebabkan pangeran jatuh sakit dan
terbaring.
Obat
satu-satunya, tuanku harus mengizinkan pangeran menikah dengan gadis
desa tersebut" kata Tabib memberi saran pada Raja.. Kemudian raja
menikahkan putranya dengan gadis desa yang sangat dicintai pangeran
anaknya. Konon setelah pangeran itu menjadi raja dia sukses memerintah,
memimpin kerajaan, karena selalu dekat dengan yang dicintainya yaitu
Fatimah isterinya, sang permaisuri kerajaan.
Pembaca, yang budiman
Kisah diatas iktibar bagi kita, jika hati telah mencintai
sesuatu/seseorang, jiwa dan fikiran senantiasa tersangkut kepada yang
dicintai tersebut.
Umpama
anda sedang berada jauh di negeri orang atau diluar negeri, apabila
anda mendengar (atau membaca) kata Indonesia, sinyal hati anda akan
berdesir, atau umpamanya waktu melihat daftar pengumpulan medali
Olimpiade, atau Sea Game, secara spontan Negara yang anda lihat terutama
sekali adalah Indonesia, kenapa? Karena ada dorongan kuat dari dalam
secara reflek yang mengerakan hati anda, dorongan itu ialah kecintaaan
hati anda kepada tanah air, yaitu Indonesia, hati anda telah tersangkut
pada sesuatu yang sudah anda cintai, yaitu negeri tempat kelahiran anda
Indonesia.
Dari
kisah tersebut juga kita dapat mengambil intisari hikmah bahwa,
seseorang yang sangat mencintai sesuatu, hatinya senantiasa rindu akan
yang dicintainya, hatinya telah diikat kuat oleh apa yang dicintainya,
kalau mendengar orang menyebut sesuatu yang dekat dengan apa yang
dicintai atau yang ada hubungan dengannya, hatinya akan
berdesir/bergetar, apalagi dengan menyebut langsung nama yang
dicintainya itu, akan bertambah kencang desiran / getaran hatinya.
Seseorang
akan merasa tidak tentram, jiwanya tidak akan tenang, resah gelisah,
kalau jauh /menjauh dari apa yang dicintai dan mengasihinya, bukankah
seorang bayi akan menangis kalau sang ibu yang mencintai dan
melindunginya tidak ada disampingnya.
Cinta itu membelenggu hati, seseorang yang kepada yang dicintainya. Yang
mencintai menjadi hamba oleh yang dicintainya.
Nah..
orang-orang yang betul-betul beriman kepada Allah akan bergetar hatinya
kalau disebut nama-nama Allah SWT, dan apabila dibacakan ayat-ayat
Allah akan bertambah keimanan mereka, ini diisyaratkan dalam Alqur.an
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut
nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya
bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka
bertawakkal. ( Q.S.Al Anfal ayat 2 )
Orang
mukmin yang mencintai Allah, hanya kepada Allah saja dia menghambakan
diri, dia akan mengerjakan/melakukan sesuatu pekerjaan semata-mata untuk
yang dicintainya yaitu Allah SWT.
Seseorang hamba yang sungguh-sungguh mencintai Allah, dia akan
menempatkan cinta yang paling tinggi/utama itu adalah untuk Allah,
seperti senandung Rabia`ah Al-Adawiyah dalam mengepresikan cintanya pada
Allah :
"Wahai kekasih hati, hanya Engkaulah yang aku cintai. Beri ampunlah
pembuat dosa yang datang ke hadirat-Mu. Engkau harapanku, kebahagiaan,
dan kesenanganku. Hatiku telah enggan mencintai selain diri-Mu."
Tuhanku, jika aku mengabdi kepada-Mu karena takut kepada neraka,
bakarlah aku di dalamnya". Dan jika aku mengabdi kepada-Mu karena
mengharapkan surga, jauhkanlah aku daripadanya". Tetapi jika Kau kupuja
karena Engkau, janganlah Engkau sembunyikan kecantikan-Mu yang kekal
dariku."
Allah adalah teman sekaligus Kekasih dirinya, sehingga ke mana saja
Rabi`ah pergi, hanya Allah saja yang ada dalam hatinya.
Ia
mencintai Allah dengan sesungguh hati dan keimanan. Karena itu, ia
sering jadikan Kekasihnya itu sebagai teman bercakap dalam hidup. Dalam
salah satu sya`ir berikut jelas tergambar bagaimana Cinta Rbi`ah kepada
Teman dan Kekasihnya itu:
Kujadikan Engkau teman bercakap dalam hatiku,
Tubuh kasarku biar bercakap dengan yang duduk.
Jisimku biar bercengkerama dengan Tuhanku,
Isi hatiku hanya tetap Engkau sendiri.
Bagaimana
cara kita mencintai Allah SWT, kita disuruh mengikuti apa yang
disampaikan Rasul, kalau seorang hamba sungguh sungguh mengikuti Rasul,
Allah akan membalas cinta hambanya dengan mencintai juga hamba tersebut,
dinyatakan dalam Alqur,an surat Ali Imran ayat 31 yang berbunyi :
Katakanlah jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Ali `Imran [3]: 31).
Menurut
Ibnu Taimiyah seorang ulama salaf, menyatakan bahwa mengikuti Rasul
sebagai manifestasi cinta seorang hamba kepada Allah, karena Rasulullah
saw, tidak memerintahkan sesuatu melainkan yang dicintai Allah. Dia pun
tidak melarang sesuatu melainkan yang dibenci Allah, dan diapun tidak
akan memberitakan sesuatu melainkan yang dicintai dan dibenarkan oleh
Allah juga. Oleh karena itu siapa yang mencintai Allah, seharusnya
mengikuti Rasul.
Ada
dua tanda cinta kepada Allah, yaitu ittiba` Rasul (mengikuti Rasul) dan
jihat fiisabilillah (berjuang dijalan Allah). Jihad dikategorikan
sebagai tanda cinta kepada Allah, karena jihad itu sendiri pada
hakekatnya adalah bersungguh sungguh untuk mendapatkan sesuatu yang
dicintai Allah yaitu iman dan amal sholeh serta mencegah semua yang
dibenci Allah, seperti kekufuran dan kefasikan dan kedurhakaan.
Dalam
hal ini Allah berfirman :
"Katakanlah ( Muhammad) : jika ayah-ayahmu, anak-anakmu,
saudara-saudaramu, isteri-isterimu, keluargamu, harta kekayaanmu yang
kamu perolehnya, perniagaan yang kamu kuatirkan merugi serta
rumah-rumahtempat tinggalmu yang kamu senangi, itu lebih kamu cintai
daripada cintamu kepada Allah dan Rasul serta berjuang di jalan Allah,
maka nantikanlah sehingga Allah akan mendatangi keputusan-Nya. ( Q.S. At
Taubah: 24)
Seorang
mukmin yang benar-benar mencintai Allah, sejatinya akan senantiasa
melakukan jihad, yaitu mengutamakan cinta kepada Allah dari pada cinta
kepada dirinya,keluarga (anak-isteri,orang tua dan sanak saudara), harta
benda dan pekerjaan/profesi yang digeluti sehari-hari. Jika sudah
demikian apapun tantangan, tuntutan dan godaan yang datang dari dalam
diri, dari lingkungan keluarga dan lingkungan tempat bekerja tersebut ,
yang bertentangan dengan ajaran gama yang berlawanan dengan nilai-nilai
Al-qur`an dan Sunnah nabi, akan dapat dilewati/diatasi. Semoga...!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar